Pengertian dan Macam-macam Gaya Kepemimpinan
Sabtu, 27 Agustus 2022
Tulis Komentar
Gaya kepemimpinan adalah cara yang dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi para pengikutnya. Secara teoritis, terdapat tiga pendekatan utama dalam mengkaji gaya kepemimpinan,yaitu:
1. Pendekatan Sifat
Pendekatan sifat mencoba menerangkan sifat-sifat yang membuat seseorang berhasil dalam sebuah kepemimpinan. Hal ini didasari oleh adanya asumsi bahwa individu merupakan pusat kepemimpinan. Kepemimpinan dipandang sebagai sesuatu yang mengandung lebih banyak unsur individu, terutama pada sifat-sifat individu.
Untuk membedakan antara seorang pemimpin dengan bukan pemimpin dapat dilihat dari sifat-sifat bawaan individu yang dimilikinya. Adapun beberapa syarat yang dikemukakan olh Tead (1963) dan harus dimiliki pemimpin melalui pendekatan sifat ini, antara lain:
a. Kekuatan fisik dan susunan syaraf
b. Penghayatan terhadap arah dan tujuan
c. Antusiasme
d. Keramahtamahan
e. Integritas
f. Keahlian teknis
g. Kemampuan mengambil keputusan
h. Inteligensi
i. Keterampilan memimpin
j. Kepercayaan
Menurut Sutisna (1993), pendekatan sifat berpendapat bahwa terdapat sifat-sifat tertentu, seperti kekuatan fisik atau kelemahan yang esensiil, pada kepemimpinan yang efektif.
2. Pendekatan Perilaku
Pendekatan perilaku kepemimpinan banyak membahas keefektifan gaya kepemimpinan yang dijalankan oleh pemimpin.
3. Pendekatan Situasional
Pendekatan situasional hampir sama dengan pendekatan perilaku yang mana keduanya menyoroti prilaku kepemimpinan dalam situasi tertentu. Ada beberapa studi kepemimpinan yang menggunakan pendekatan situasional ini,yaitu:
a. Teori Kepemimpinan Kontingensi
Pada tahun 1950, Fiedler and Chemers mengemukakan hasil penelitiannya bahwa seseorang menjadi pemimpin bukan saja karena faktor kepribadian yang dimilikinya, tetapi juga karena berbagai faktor situasi dan saling hubungan antara pemimpin dengan situasi. Keberhasilan pemimpin bergantung baik pada diri pemimpin maupun pada keadaan organisasi.Akan tetapi, tak ada gaya kepemimpinan yang cocok untuk semua situasi. Hal ini dipengaruhi oleh tiga faktor yang perlu dipertimbangkan,yaitu
a) Hubungan antara pemimpin dengan bawahan.
b) Hubungan ini penting bagi pemimpin, karena hal ini menentukan bagaimana pemimpin diterima anak buah. Hal ini didasarkan pada persepsi pemimpin mengenai suasana kelompok.
c) Struktur tugas
d) Dimensi ini berhubungan dengan seberapa jauh tugas merupakan pekejaan rutin atau tidak. Bila struktur tugas cukup jelas maka prestasi orang mudah diawasi dan tanggung jawab lebih pasti.
e) Kekuasaan yang berasal dari organisasi
f) Dimensi ini menunjukkan sampai sejauh mana pemimpin mendapat kepatuhan anak buahnya, dengan menggunakan kekuasaan bersumber dari organisasi.
Berdasarkan ketiga dimensi tersebut, maka Fiedler menentukan dua jenis kepemimpinan, yaitu:
a) Gaya kepemimpinan yang mengutamakan tugas, pemimpin akan merasa puas jika tugas bisa dilaksanakan.
b) Gaya kepemimpinan yang mengutamakan pada hubungan kemanusiaan. Jadi, efektivitas kepemimpinan bergantung pada tingkat pembauran antara gaya kepemimpinan dengan tingkat kondisi yang menyenangkan dalam situasitertentu.
b. Teori kepemimpinan tiga dimensi
Reddib mengemukakan terdapat tiga dimensi untuk menentukan gaya kepemimpinan, yaitu: perhatian pada produksi dan tugas, perhatian pada orang, dimensi efektivitas. Memiliki empat gaya dasar kepemimpinan yaitu: integrated, related, separated, dan dedicated.
Adapun gaya kepemimpinan dikelompokkan ke dalam gaya efektif dan tidak efektif, yaitu:
1. Gaya efektif
Eksekutif : gaya ini menunjukkan perhatian baik kepada tugas maupun kepada hubungan kerja dalam kelompok.
Developer: gaya yang menberikan perhatian yang tinggi terhadap hubungan kerja dan perhatian minimum pada tugas pekerjaan.
Benevolent autocrat: gaya ini memberikan perhatian yang tinggi terhadap tugas dan rendah dalam hubungankerja.
Birokrat: gaya ini memberikan perhatian yang rendah terhadap tugas maupun hubungan.
2. Gaya tidak efektif
Compromiser: gaya ini memberikan perhatian yang tinggi pada tugas dan hubungan kerja.
Missionary: gaya ini memberikan perhatian yang tinggi pada hubungan kerja dan rendah pada tugas.
Autocrat: gaya ini memberikan perhatian yang tinggi pada tugas dan rendah pada hubungan kerja.
Deserter: gaya ini memberi perhatian yang rendah pada tugas dan hubungan kerja.
c. Teori kepemimpinan situasional
Teori ini merupakan model kepemimpinan tiga dimensi, yang berdasar pada hubungan antara tiga faktor, yaitu:
1. Perilaku tugas (task behavior) merupakan pemberian petunjuk oleh pemimpin terhadap anak buahnya meliputi: penjelasan tertentu, apa yang harus dikerjakan, kapan dan bagaimana mengerjakan serta mengawasi secara ketat.
2. Perilaku hubungan (relationship behavior), yaitu ajakan yang disampaikan melalui komunikasi dua arah yang meliputi mendengar dan melibatkan anak buah dalam pemecahan masalah.
3. Kematangan (maturity), yaitu kemampuan dan kemauan anak buah dalam mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas yang dibebankan.
Dalam teori ini, gaya kepemimpinan akan efektif jika disesuaikan dengan tingkat kematangan. Makin matang anak buah, maka pemimpin harus mengurangi perilaku tugas dan menambah perilaku hubungan. Bila anak buah bergerak mencapai tingkat rata-rata kematangan,pemimpin harus mengurangi perilaku tugas dan perilaku hubungan. Dan saat anak buah bergerak mencapai tingkat kematangan penuh dan mandiri, pemimpin harus sudah dapat mendelegasikan wewenang.
Gaya kepemimpinan yang tepat untuk diterapkan dalam keempat tingkatan kematangan anak buah dan kombinasi yang tepat antara perilaku tugas dan hubungan antara lain:
1. Gaya mendikte
Gaya ini diterapkan jika anak buah dalam tingkat kematangan rendahdan memerlukan petunjuk serta pengawasan yang jelas. Pimpinan dituntut untuk mengatakan apa, bagaimana, kapan, dan dimana tugas dilakukan.
2. Gaya menjual (selling)
Gaya ini diterapkan jika anak buah dalam tingkat rendah sampai moderat. Mereka memiliki kemampuan melakukan tugas tetapi belum didukung kemampuan yang memadai.
3. Gaya melibatkan diri (participating)
Gaya ini diterapkan jika anak buah dalam taraf moderat sampai tinggi. Mereka mempunyai kemampuan tetapi kurang memiliki kemauan yang tinggi.
4. Gaya mendelegasikan (delegating)
Gaya ini diterapkan jika anak buah dalam tingkat kematangan tinggi. Anak buah dibiarkan melaksanakan kegiatan sendiri melalui pengawasan umum. Hal ini dilakukan jika anak buah berada pada tingkat kedewasan yang tinggi.
Belum ada Komentar untuk "Pengertian dan Macam-macam Gaya Kepemimpinan"
Posting Komentar